Tips Ajarkan Anak Kelola Uang

Kapan terakhir kali kita ngobrol tentang uang dengan anak? Untuk banyak keluarga, membicarakan tentang uang adalah hal yang tabu. Namun, semakin cepat anak belajar mengenai konsep uang dan bagaimana uang berperan dalam kehidupan kita, semakin besar peluang mereka menjadi sukses di masa dewasa.

I know, dilema yang dihadapi sebagian besar orang tua yang bekerja, membuat adanya perasaan bersalah. Seringkali, kita berusaha mengganti  waktu untuk anak yang hilang dengan memberikan yang terbaik untuk anak….dalam bentuk mainan, baju, atau pun iPad…..*meski in denial, tapi saya ngerasain hal yang sama heu heu 😉

Dari beberapa literatur yang pernah saya baca tentang anak dan uang, saya ambil kesimpulan bahwa ada 4 poin penting yang bisa kita ajarkan ke anak sejak dini. Hal ini juga yang saya coba terapkan ke Arzie dan Nizieta, my two precious, sejak mereka mulai mengerti membeli barang. This is it…

1. Earning Money

Saya harus berikan pengertian untuk Arzie dan Nizieta bagaimana uang itu diperoleh. Untuk Arzie, awalnya dia ngerasa uang berasal dari dompet Bunda atau ATM. Seringkali anak tidak paham, seberapa dahsyatnya orang tua harus bekerja untuk mendapatkan uang.

Ada beberapa cara untuk mengajarkan hal ini.

  • Saya ajak Arzie dan Nizieta ke kantor Ayah dan Bunda. Memperlihatkan kepada anak apa yang kita kerjakan setiap harinya untuk memperoleh uang.
  • Memberikan uang saku atas pekerjaan tambahan yang dikerjakan mereka. Misalnya: Arzie membantu Ayah mencuci mobil. Tapi, jangan salah lho, kalau tugas yang menjadi tanggung jawab dia seperti membereskan mainan, dia tidak akan dapat uang tambahan.
  • Memberikan bonus uang saat anak-anak belajar berpuasa. Misalnya: Rp. 10,000 untuk puasa 1/2 hari, dan Rp. 25,000 untuk puasa full.

2. Spending Money

Sejak awal, saya selalu tanamkan ke Arzie dan Nizieta bahwa uang itu ada untuk dibelanjakan, bukan untuk ditimbun seperti Si Paman Gober. Bagaimanapun juga, uang itu adalah alat pembayaran yang sah. Sehingga, tidak mungkin uang tidak dibelanjakan untuk membeli barang. Nah, tugas kita adalah mengawal anak agar uang memang dibelanjakan untuk hal-hal yang mereka inginkan. Jika ternyata barang yang diinginkan lebih mahal, anak harus dapat belajar menahan keinginan dan mencoba menabung.

3. Saving Money

Arzie dan Nizieta masing-masing punya celengan pribadi di rumah. Mereka punya tujuan yang jelas untuk celengan tersebut. Misalnya: Arzie ingin beli mainan Flash & Dash, dan Nizieta ingin beli boneka Princess. Tips kalau pakai celengan, jangan lupa untuk menambahkan uang ke celengan sebagai pengganti imbal hasil dari bank setiap bulannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Papa & Mama saya dulu, sehingga saya menjadi sangat suka menabung.

Setiap 6 bulan, buatlah grafik yang dapat memberikan gambaran ke anak berapa saldo tabungan saat ini beserta gambar barang-barang yang dapat dibeli dengan uang yang dimiliki. Jangan lupa juga tambahkan gambar barang yang dapat dibeli bila saldo tabungan dapat mencapai jumlah yang lebih besar dari jumlah sekarang.

Selain celengan untuk tujuan yang jangka pendek, saya juga membuatkan Arzie dan Nizieta tabungan junior di sebuah bank. Nah, di tabungan ini uang yang masuk jumlahnya lebih besar. Dan serunya, saat mereka bisa membaca, mereka jadi tahu berapa jumlah uang yang mereka punya saat ini. As Arzie’s said: “I’m Rich!!!”

4. Giving Money

Ingat kan Ayah & Bunda, sebagian dari harta kita adalah milik orang lain? Tahapan awal berbagi bisa dimulai sejak anak mengenal sharing mainan dan makanan. Anak harus paham bahwa yang dimilikinya harus dapat digunakan untuk belanja, menabung, dan beramal. Ajak anak untuk secara rutin bersedekah melalui kotak amal.

Children See, Children Do…

Menurut sahabat saya mbak Ratih Ibrahim, anak adalah makhluk kebiasaan. Pandai atau tidaknya anak dalam mengelola uangnya merupakan salah satu bentuk hasil tiruan atas perbuatan orang tuanya. Apa pun tindakan kita merupakan pesan tersirat bagi anak. Apabila kita berkata “Nak, tabung dulu dong uangnya baru bisa beli mainan”, tapi kita selalu hadir di acara Midnight SALE toko tertentu, akan memberikan pesan yang membingungkan untuk Anak, apalagi suami kita (yang bingung bayarnya gimana hehehehe…)

Mengajar soal uang tidak harus selalu jelimet dengan hitungan angka. Hal-hal sederhana seperti bermain role-play menjadi pembeli dan pedagang secara bergantian merupakan pengenalan awal yang fun and exciting. Cara lainnya bisa dengan membuat Buku Harian Jajan, dan selalu memasukkan cerita mengelola uang saat Pillow Talk. What else? I believe you can come up with tons of ideasLive a Beautiful Life!

Published by pritaghozie

Co-founder & CEO ZAP Finance | Financial Planner & Educator | Book Author | Mother & wife.

Leave a comment