Sebagai seorang perencana keuangan, saya percaya betul bahwa memiliki rencana keuangan adalah the only way untuk memperoleh kemerdekaan finansial yang terencana. Setiap hari Anda pasti memperoleh rezeki, yang jumlahnya tentu bervariasi. Tanpa punya rencana keuangan, rezeki tersebut mungkin saja tidak terkelola dengan optimal, atau bahkan hanya menguap begitu saja. Coba tanyakan ke diri sendiri:
“Sudah berapa tahunkah saya bekerja?”
”Sudah berapa kekayaan yang saya hasilkan dari bekerja?”
Ada 3 cara seseorang mendapatkan kekayaan dengan cara yang baik. Satu, dengan bekerja dan memperoleh penghasilan. Dua, mendapatkan warisan, meski sayangnya utang pun bisa diwariskan. Dan, terakhir, adalah dengan berinvestasi di aset yang produktif. Membuat rencana keuangan, artinya Anda akan melalui tahapan-tahapan yang terencana dalam mengelola kekayaan.
Prioritas dalam penyusunan rencana keuangan sebaiknya dimulai dengan memenuhi kebutuhan yang wajib terlebih dahulu. Sayangnya, masih banyak orang yang belum terlalu paham bagaimana tahapan yang ideal dalam melakukan perencanaan keuangan. Jika tidak mengikuti tahapan yang ideal, maka ada kemungkinan timbul permasalahan di kemudian hari karena terjadinya risiko-risiko keuangan yang tidak dimitigasi sebelumnya. Tahapan dalam perencanaan keuangan sebaiknya dilakukan secara berurutan, dan dimulai untuk memenuhi kebutuhan yang pasti datang.
Tahap pertama, adalah fokus untuk memenuhi 4 tujuan keuangan utama keluarga. Secara umum, saya identifikasi setiap rumah tangga perlu untuk mempersiapkan dana darurat untuk kejadian tak terduga, dana pembelian rumah tinggal, dana untuk pendidikan anak bagi yang memiliki tanggungan, serta dana pensiun untuk pasangan suami dan isteri mau pun yang masih lajang.
Cara untuk mencapai empat kebutuhan dasar tersebut adalah dengan menabung dan berinvestasi secara bulanan dari penghasilan yang diterima. Panduannya, dana darurat dipersiapkan dengan menabung di tabungan biasa. Sedangkan, tiga kebutuhan lainnya dapat dibantu dengan investasi secara berkala dari penghasilan bulanan. Dana pembelian rumah tinggal biasanya tergolong tujuan jangka menengah antara 2 tahun – 5 tahun. Calon investor dapat memilih investasi seperti reksa dana pasar uang.
Sedangkan, dana pendidikan anak sangat bergantung dari usia anak menuju jenjang sekolah yang dituju. Prinsipnya, dahulukan kebutuhan untuk pendidikan tinggi karena inflasi biaya pendidikan universitas yang cukup besar. Pengalaman pribadi membayar uang semester 20 tahun silam yang ternyata telah naik dari Rp475.000 menjadi Rp15 juta di tahun ajaran 2018 untuk fakultas yang sama.
Berbeda lagi untuk investasi dana pensiun yang sifatnya jangka panjang, maka calon investor dapat melakukan alokasi khusus atas aset-aset yang telah dimiliki. Sebagai contoh, tanah kosong ditujukan untuk dana pensiun, emas yang sudah dikumpulkan ditujukan untuk bertahan, dan seterusnya. Aktivitas ini sebaiknya dicatat, agar satu jenis aset tidak dialokasikan untuk semua kebutuhan yang timbul.
Tahap kedua, mengumpulkan dana untuk dibelikan aset produktif. Aset produktif memiliki arti bahwa dari aset tersebut maka rumah tangga akan dapat menikmati penghasilan secara berkala dari hasil investasi. Apabila dana terbatas, maka pilihan seperi Savings Bond Ritel (SBR) dari pemerintah serta obligasi dapat diambil oleh calon investor. Namun, jika penghasilan setahun rumah tangga sudah diatas angka Rp3 milyar, maka sangat disarankan untuk mulai membeli aset produktif yang lebih besar seperti properti dan lainnya.
Tahap ketiga, menikmati penghasilan pasif dari aset produktif. Saat aset yang dimiliki sudah dapat memberikan hasil secara berkala, maka evaluasi tahapan kehidupan saat ini. Secara umum, apabila calon investor masih dalam usia produktif dan masih bekerja secara aktif, maka saran saya adalah tidak menggunakan hasil investasi untuk tambahan penghasilan. Hasil tersebut sebaiknya digunakan untuk membeli aset investasi lain. Nantinya saat sudah memasuki masa pensiun, maka hasil investasi dari aset produktif dapat digunakan untuk memenuhi biaya hidup harian. Pada tahapan ini maka secara terminologi, Anda sudah memasuki kemerdekaan finansial.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, sudah sangat jelas bahwa setiap rumah tangga wajib untuk menabung dan berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan dasar dulu. Fakta yang terjadi adalah banyak masyarakat yang membeli aset investasi tanpa perencanaan terlebih dahulu. Bahkan, belum punya aset yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Itu sebabnya, saya selalu ajak setiap orang untuk menghitung berapa kebutuhan dana dan berapa setoran investasi yang harus di sisihkan dari penghasilan bekerja. Produk yang dipilih untuk setoran investasi tahap 1 memang sebaiknya berupa aset likuid seperti produk reksa dana dan saham. Perhitungan untuk berbagai kebutuhan ini dapat dilakukan dengan bantuan kalkulator keuangan gratis di situs http://www.zapfinance.co.id.
Perencanaan investasi yang baik seharusnya didasarkan oleh tujuan keuangan. Tetapkan dulu apa tujuan yang dimiliki untuk 1 tahun, 5 tahun, atau bahkan lebih dari 10 tahun mendatang, barulah mencari aset investasi yang sesuai untuk membantu meraih impian yang diinginkan. Live a Beautiful Life!