Saya percaya,
“Money can’t buy happiness. But, with money a better quality of life can be achieved”
Sebagai seorang gadis kecil, saya nurut saja saat Ibu saya membukakan Tabanas (Tabungan di era tahun 80an) di sebuah bank di Wisma Metropolitan Jakarta. Maklum, Ayah saya dulu bekerja di IBM yang kebetulan berkantor di gedung yang sama. Sedari kecil pun saya kerap kali mendapatkan uang hasil menari Balet yang oleh Ibu saya dianjurkan untuk 3 hal: Ditabung, Dibelanjakan, dan Diamalkan. Belanja? Gampang banget. Tinggal datang ke Hoya (toko mainan paling top masa itu). Amal? setiap Jumat masukin ke kotak amal di sekolah. Tabung? Ibu selalu ajak saya ke bank setiap bulan.
Tanpa sadar, Ibu saya sebetulnya mulai mengajarkan ilmu paling dasar dalam hal uang, yaitu Managing Money. Percaya atau tidak, mengelola uang adalah hal tersulit yang mungkin kita lakukan terhadap uang. Pinjem sih gampang, investasi apalagi. Masalahnya, kalau sisa uang saja tidak ada, apa yang mau diinvestasikan?
Tahun 1996, adalah awal perkenalan saya dengan dunia investasi. Ayah saya, Iwan Pontjowinoto, pada masa itu menjabat sebagai Direktur Utama PT. Danareksa Investment Management, sebuah BUMN yang menerbitkan reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham pertama di Indonesia. Meski masih jadi anak SMA, saya sudah dipaksa untuk mensisihkan sedikit uang dari uang jajan dan uang hasil mengajar Balet.
Tahun 2002, saya berkesempatan sekolah di Australia, setelah mendapatkan Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Disana, saya mengambil 2 sekolah S2, yang pertama urusan Business & Finance, sedangkan satunya lagi adalah Financial Planning, yang sebetulnya adalah bentuk paksaan Ayah saya. Jujur, saat itu I have no idea what was financial planning is all about 🙂
Setelah berhasil lulus, saya pun mendefinisikan Perencanaan keuangan atau Financial Planning sebagai proses pengaturan strategi dalam mengelola keuangan pribadi yang merupakan tugas dan tanggung jawab setiap orang.
“Rencana keuangan akan membantu kita mencapai tujuan hidup yang kita inginkan.”
Pernahkah merasa:
- Gaji bulanan seperti numpang lewat saja?
- Khawatir anak-anak tidak bisa sekolah sampai jadi sarjana?
- Punya gaya hidup tinggi, tapi diam-diam ragu apakah bisa pensiun nyaman?
- Bisnis jalan terus, tapi saldo tabungan tidak bertambah?
- Bingung pilih investasi apa yang paling cocok?
Saat saya baru mulai bekerja dan juga menikah, terus terang saya merasa sangat beruntung karena telah dibekali ilmu Financial Planning! Saya dan suami berhasil menyisihkan 50% dari gaji untuk investasi, dan bisa hidup happy go lucky dengan 50% dari gaji sisanya. Dengan Financial Planning, kami jadi tahu dana-dana apa saja yang harus dipersiapkan untuk kehidupan keluarga kami, dan uangnya harus ditempatkan dimana.
Financial Planning tidak akan membuat diri kita jadi kaya raya, tetapi membuat hidup kita KAYA dalam arti yang sesungguhnya. Untuk saya, KAYA itu artinya SEJAHTERA. Kondisi dimana semua kebutuhan primer terpenuhi, dan kita bisa mencapai berbagai tujuan yang menjadi PRIORITAS dalam hidup kita. Yang pada akhirnya, akan mencapai HIDUP YANG LEBIH INDAH….
Tahun 2009, saya mantap berprofesi sebagai Perencana Keuangan Independen setelah mendirikan ZAP Finance di tahun 2008 . Misi saya dan teman-teman adalah membuat Indonesia mencapai Hidup yang lebih sejahtera, terutama melalui kaum perempuan. Mau tahu lebih banyak tentang kontribusi dan hasil kerja saya? Yuk lihat http://www.zapfinance.co.id
Let’s PLAN to Live a Beautiful Life….
ass.mba prita.. saya mau tanya hal yang harus dipertimbangkan untuk berinvestasi reksadana apa aja? umur saya 24 tahun dan msih kuliah insyaAllah tahun 2014 baru bekerja tapi saya ingin mulai belajar berinvestasi dari sekarang. yang ingin saya tanyakan:
1. sebaiknya membeli reksadana melalui bank atau langsung ke danareksa via online?
2. kemaren sempet tanya2 ke bank mandiri, disana malah menawarkan 2 alternatif investasi yaitu alternatif pertama hanya membeli reksadana dan alternatif kedua berinvestasi sekaligus polis asuransi AXA mandiri. sebaiknya saya pilih yang mana?
3. berinvestasi disaham sebenarnya diharapkan atau tidak?
minta sarannya ya mba,.thanks
1. Dua2nya sama saja. Bedanya, kalau di bank seperti ke supermarket, kita bisa pilih produk dari berbagai MI. Sedangkan kalau langsung beli ke perusahaan MI, maka pilihan terbatas hanya yang mereka tawarkan saja.
2. Pilih yang murni investasi di Reksadana.
3. Tidak. Fatwa MUInya juga sudah ada. Untuk lebih jelasnya coba baca artikel di http://www.zapfinance.co.id
Hai, Mbak Prita.. 🙂
What a lucky I am, nyasar ke cute blog ini 😀 *langsung tekan ‘follow’*
Salam kenal. Terima kasih sudah berbagi ilmu. Financial planning adalah hal yang sangat perlu untuk kita, especially perempuan… dan itu sepertinya akan membuat saya sering-sering mampir ke sini. Semoga ZAP-nya kian sukses ya. Aamiin
Salam hangat dari kaki Merapi,
Phie
Alhamdulillah, senang rasanya bisa berbagi…salam kenal juga mba Phie, amiiiin atas doanya 🙂