Step by Step Investasi Reksadana

Mau mulai berinvestasi di produk keuangan yang bernama Reksadana? Langkah-langkah berikut ini bisa menjadi panduan Anda untuk memulainya.

  1. Tentukan tujuan berinvestasi

Reksadana memiliki beberapa jenis, dengan 4 pilihan yang paling popular: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Masing-masing jenis memiliki potensi return yang berbeda dan tentu saja resiko investasi yang berbeda. 

  1. Hitung kebutuhan investasi reksadana

Bagi investor pemula, saya selalu menyarankan untuk melakukan investasi secara berkala dan teratur, dengan jumlah nominal yang sama dan ditempatkan di produk yang sama. Contoh: jika Anda mau membeli produk reksadana campuran Danareksa Syariah Berimbang, maka belilah dengan nominal misal Rp. 100rb setiap bulan selama jangka waktu berinvestasi.

Nah, ini salah satu contoh-contoh angka yang bisa jadi ilustrasi ya…

Biaya  Jangka Waktu Kebutuhan Dana Jenis Reksadana Potensi Return Jumlah Investasi 
25,000,000  1 27,500,000  Pasar Uang 5% 2,230,329 
25,000,000  3 33,275,000  Pendapatan Tetap 10% 789,817 
25,000,000  5 40,262,750  Campuran 15% 448,952 
25,000,000  10 64,843,562  Saham 20% 169,586 

 

  1. Pilih produk reksadana

Saat ini, ada lebih dari ratusan produk reksadana yang ditawarkan oleh berbagai Manajer Investasi. Agar sesuai dengan kebutuhan, saya akan mensortir daftar tersebut dengan pilihan reksadana mana saja yang bisa terima setoran investasi dengan jumlah minimal Rp. 100ribu/bulan. Biasanya saya selalu sempatkan membaca prospektus  dan fund fact sheet yang berisi kebijakan investasi produk reksadana yang saya incar, siapa saja orang yang meracik reksadana, dan tentu saja jumlah dana kelolaan. Pilih juga reksadana yang secara konsisten memberikan return selama kurun waktu setidaknya 3 tahun terakhir.

  1. Beli reksadana melalui Agen Penjual atau langsung ke MI

Favorit saya adalah membeli via bank yang bertindak sebagai Agen Penjual. Saat ini, bank yang bisa jadi pilihan adalah Bank Mandiri atau Bank Commonwealth. Kedua bank tersebut memiliki fitur debit otomatis dan investasi bisa dimulai dengan ratusan ribu saja.  Ingat, datang ke bank setelah Anda lakukan riset sendiri. Otherwise, resikonya nanti bingung-bingung di bank lalu malahan membeli produk yang tidak sesuai *Ooopps

  1. Monitor investasi reksadana secara berkala

Nah, bagian paling penting setelah memutuskan untuk membeli reksadana dan membuat program investasi berkala, ya sediakan dananya! Sistem akan mendebit rekening tabungan secara otomatis, tanpa adanya sistem pengingat. Jadi, kalau saat tanggal debit dananya kosong, maka bulan tersebut Anda terancam gagal berinvestasi. Setiap bulan, Anda akan terima laporan dari bank custodian tentang laporan kinerja dan jumlah kepemilikan reksadana. Evaluasi lah setidaknya 6 bulan sekali, apakah investasi Anda berjalan sesuai dengan rencana.

Live a Beautiful Life!

Published by pritaghozie

Co-founder & CEO ZAP Finance | Financial Planner & Educator | Book Author | Mother & wife.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: