Mau mulai berinvestasi di produk keuangan yang bernama Reksadana? Langkah-langkah berikut ini bisa menjadi panduan Anda untuk memulainya.
- Tentukan tujuan berinvestasi
Reksadana memiliki beberapa jenis, dengan 4 pilihan yang paling popular: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Masing-masing jenis memiliki potensi return yang berbeda dan tentu saja resiko investasi yang berbeda.
- Hitung kebutuhan investasi reksadana
Bagi investor pemula, saya selalu menyarankan untuk melakukan investasi secara berkala dan teratur, dengan jumlah nominal yang sama dan ditempatkan di produk yang sama. Contoh: jika Anda mau membeli produk reksadana campuran Danareksa Syariah Berimbang, maka belilah dengan nominal misal Rp. 100rb setiap bulan selama jangka waktu berinvestasi.
Nah, ini salah satu contoh-contoh angka yang bisa jadi ilustrasi ya…
Biaya | Jangka Waktu | Kebutuhan Dana | Jenis Reksadana | Potensi Return | Jumlah Investasi |
25,000,000 | 1 | 27,500,000 | Pasar Uang | 5% | 2,230,329 |
25,000,000 | 3 | 33,275,000 | Pendapatan Tetap | 10% | 789,817 |
25,000,000 | 5 | 40,262,750 | Campuran | 15% | 448,952 |
25,000,000 | 10 | 64,843,562 | Saham | 20% | 169,586 |
- Pilih produk reksadana
Saat ini, ada lebih dari ratusan produk reksadana yang ditawarkan oleh berbagai Manajer Investasi. Agar sesuai dengan kebutuhan, saya akan mensortir daftar tersebut dengan pilihan reksadana mana saja yang bisa terima setoran investasi dengan jumlah minimal Rp. 100ribu/bulan. Biasanya saya selalu sempatkan membaca prospektus dan fund fact sheet yang berisi kebijakan investasi produk reksadana yang saya incar, siapa saja orang yang meracik reksadana, dan tentu saja jumlah dana kelolaan. Pilih juga reksadana yang secara konsisten memberikan return selama kurun waktu setidaknya 3 tahun terakhir.
- Beli reksadana melalui Agen Penjual atau langsung ke MI
Favorit saya adalah membeli via bank yang bertindak sebagai Agen Penjual. Saat ini, bank yang bisa jadi pilihan adalah Bank Mandiri atau Bank Commonwealth. Kedua bank tersebut memiliki fitur debit otomatis dan investasi bisa dimulai dengan ratusan ribu saja. Ingat, datang ke bank setelah Anda lakukan riset sendiri. Otherwise, resikonya nanti bingung-bingung di bank lalu malahan membeli produk yang tidak sesuai *Ooopps
- Monitor investasi reksadana secara berkala
Nah, bagian paling penting setelah memutuskan untuk membeli reksadana dan membuat program investasi berkala, ya sediakan dananya! Sistem akan mendebit rekening tabungan secara otomatis, tanpa adanya sistem pengingat. Jadi, kalau saat tanggal debit dananya kosong, maka bulan tersebut Anda terancam gagal berinvestasi. Setiap bulan, Anda akan terima laporan dari bank custodian tentang laporan kinerja dan jumlah kepemilikan reksadana. Evaluasi lah setidaknya 6 bulan sekali, apakah investasi Anda berjalan sesuai dengan rencana.
Live a Beautiful Life!