Simpanan, Tabungan, & Investasi

“Saya sudah menyisihkan penghasilan setiap bulan, namun mengapa saldo tabungan saya tidak pernah bertambah?” Kalimat tersebut adalah pertanyaan yang kerap saya terima dari masyarakat dalam profesi saya sebagai perencana keuangan. Apabila kondisi ini yang juga terjadi pada keuangan Anda, maka tulisan ini ditujukan untuk membantu Anda memperbaiki hal tersebut. 

Berdasarkan pengalaman selama di lapangan, ternyata masih banyak masyarakat yang salah memposisikan tabungan yang dimiliki selama ini dengan konsep sebagai simpanan dompet elektronik. Rekening yang dianggap sebagai tabungan, ternyata berfungsi sebagai simpanan bulanan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup rutin. Padahal, sejak kecil pun, Anda yang rajin menabung dengan bantuan celengan baru akan memecahkan saat uang sudah terkumpul hingga penuh. Jadi, sebenarnya apa itu simpanan, tabungan, dan investasi?

Simpanan adalah pos yang Anda pergunakan untuk melakukan transaksi keuangan secara rutin dan umumnya dalam jangka pendek. Contoh penggunaan simpanan adalah rekening tabungan dengan fasilitas kartu ATM sekaligus kartu debit yang digunakan untuk operasional biaya hidup bulanan atau pun uang elektronik yang digunakan untuk membayar tiket kereta, bus, mau pun jalan tol. Bahkan, untuk Anda yang masih menggunakan sistem pembagian amplop untuk mengatur keuangan bulanan, maka inilah simpanan bulanan Anda. Dengan demikian, penghasilan setiap bulan yang dialokasikan untuk biaya hidup rutin sebaiknya ditempatkan di simpanan yang ditujukan akan habis digunakan setiap bulannya.

Tabungan adalah penghasilan hari ini yang disisihkan untuk melakukan pembelian yang cukup besar dalam beberapa bulan mendatang. Secara umum, ada kepastian hasil atas tabungan yang Anda kumpulkan. Misalnya, menabung untuk membeli telepon genggam seharga Rp. 10 juta untuk Anda yang bergaji Rp. 4 juta per bulan, atau menabung untuk liburan di musim lebaran 3 bulan lagi. 

Selain untuk konsumsi yang direncanakan, tabungan juga dapat difungsikan sebagai dana darurat yang hanya dipergunakan apabila terjadi kebutuhan yang tak terduga. Kegagalan dalam mencapai target anggaran kerap disebabkan oleh hadirnya kebutuhan tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau pun sakit yang dapat mengganggu kesehatan keuangan. Oleh sebab itu, memiliki tabungan khusus untuk kebutuhan darurat menjadi hal yang penting bagi setiap keluarga.

Berbeda dengan simpanan dan tabungan, investasi adalah penundaan konsumsi hari ini untuk mengharapkan terjadinya kenaikan kekayaan dalam jangka panjang dan komsumsi di masa depan. Dalam hal investasi, kepastian hasil atas pengumpulan dana tidak dapat dipastikan dan dijanjikan. Ada faktor risiko bahwa hasil investasi tidak sesuai harapan, bahkan bisa jadi modal awal tidak kembali seluruhnya. Oleh sebab itu, semua investasi pasti mengandung risiko. Misalnya, investasi untuk membayar dana pendidikan di universitas untuk anak yang masih berusia 10 tahun, atau investasi untuk masa pensiun Anda yang saat ini masih berusia 35 tahun.

Dalam perencanaan keuangan, motivasi utama adalah meraih hidup yang lebih sejahtera melalui pencapaian berbagai tujuan keuangan seperti membeli rumah tinggal, berlibur, mempersiapkan dana pendidikan, mempersiapkan dana pensiun, dan lainnya. Untuk bisa mencapai berbagai tujuan tersebut, maka Anda harus melakukan beberapa strategi seperti menabung dan berinvestasi. Pahami juga bahwa tabungan dan investasi bukanlah suatu tujuan keuangan.

Jadi, mana yang lebih baik? Keputusan menabung atau berinvestasi sangat tergantung dari rencana keuangan dan profil risiko Anda sebagai pemilik dana. Salah satu faktor penentunya adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian atau tujuan keuangan. Apabila kebutuhan atau tujuan keuangan  ingin diwujudkan dalam jangka waktu dibawah 12 bulan, maka kepastian dana terkumpul menjadi prioritas utama. Risiko penurunan nilai aset sebaiknya dihindari. Sehingga, syaratnya nilai investasi sebaiknya stabil dan bisa dijadikan uang tunai dengan nilai yang diinginkan dengan mudah. Namun, Anda harus mengorbankan potensi mendapat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat kenaikan harga karena aset yang risikonya rendah hanya memberikan hasil yang rendah juga.

Apabila Anda berencana untuk memiliki dana pensiun atau mewujudkan tujuan keuangan lain dalam jangka panjang, maka investasi adalah proses yang akan memberikan hasil paling optimal dalam jangka panjang juga. Secara statistik, investasi di produk berbasis saham seperti reksa dana saham atau menanamkan modal di bisnis, baru akan memberikan hasil positif yang konsisten apabila jangka waktu investasi calon investor diatas 5 tahun. Pahami, aset investasi yang memiliki risiko tinggi sebaiknya tidak digunakan untuk kebutuhan jangka pendek. Bilamana calon investor mengharapkan hasil tinggi dalam jangka pendek, kemungkinan proses investasi berubah menjadi sebuah spekulasi.

Cara termudah untuk tepat dalam penentuan kebutuhan simpanan, tabungan, dan investasi adalah memiliki rencana keuangan. Setiap penghasilan yang diperoleh secara jelas punya alokasi masing-masing yang telah ditetapkan sesuai urutan prioritas. Dengan demikian, produk keuangan yang dipilih dan jumlah investasinya juga bisa lebih optimal. Seperti kata pepatah ,“By failing to prepare, you are preparing to fail”. Rencanakan keuangan Anda untuk hidup yang lebih baik.

Live a Beautiful Life!

Published by pritaghozie

Co-founder & CEO ZAP Finance | Financial Planner & Educator | Book Author | Mother & wife.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: