VISA Financial Literacy Sesi III: “Investing”

Nah, sampai juga akhirnya pertemuan aku dengan para Ibu Bijak di seri workshop bersama VISA Indonesia di sesi ketiga. Kali ini, aku bicara tentang bagian akhir yaitu Investasi.

Investasi seringkali menjadi momok yang menakutkan. Terutama karena terlalu seringnya kita mendengar tentang berita buruk yang menyertai hal-hal yang menyangkut investasi. Mulai dari keribetan dan ketakutan atas dasar sangkaan kalau investasi itu pasti susah, sampai pada berita yang menakut-nakuti karena kerugian yang timbul akibat salah berinvestasi.

Ada satu hal yang lebih menakutkan daripada tidak berinvestasi. Yaitu inflasi. Inflasi akan membuat kita tidak bisa menyekolahkan anak-anak ke sekolah impian. Inflasi juga akan membuat kita tidak bisa mempertahankan gaya hidup. Kenaikan gaji dan pendapatan yang lebih rendah daripada inflasi, membuat kita sering bingung, kenapa semakin sulit sepertinya untuk meraih tujuan keuangan, bahan kebutuhan pokok semakin mahal dan yang paling buruk, kita bisa terpaksa untuk terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alasan sebenarnya kenapa seseorang mengalami kerugian pada saat berinvestasi, adalah karena ia tidak mengerti profile risiko yang ia miliki sebagai pribadi, ia tidak paham mengenai investasi apa yang cocok sesuai dengan profile risiko dan tujuan keuangannya, dan kesalahan melakukan investasi di investasi bodong, akibat greed.

Investasi menjadi penting, karena dengan berinvestasi, maka tujuan keuangan yang kita inginkan bisa tercapai. Namun perlu diingat, penting juga bagi kita memiliki perencanaan keuangan yang baik sesuai dengan tujuan keuangan, sehingga investasi yang kita lakukan lebih bisa diminimalisir risikonya, diperkecil dana untuk investasinya sesuai dengan jenis instrument investasinya dan jangka waktunya, dimonitor dan dilakukan penyesuaian apabila dibutuhkan.

Seseorang bisa melakukan investasi sendiri, namun tanpa memiliki latar keuangan dan investasi yang baik, investasi yang dilakukan bisa terlalu berisiko sehingga tidak sesuai dengan tujuan keuangan dan profile risikonya, atau investasi yang dilakukan malah terlalu aman sehingga tujuan keuangan yang dicapai malah terlalu lama, atau malah terjebak dalam investasi bodong yang menghabiskan semua uang investasi.

Ada 5 prinsip dari investasi, yaitu:

  1. Pahami profil risiko investor
  2. Tentukan jangka waktu
  3. Ragamkan harta investasi
  4. Lakukan investasi secara bertahap dan berkala
  5. Evaluasi dan lakukan perubahan alokasi bilamana perlu

Profile risiko sendiri bisa dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu:

  1. Investor Konservatif

Profile risiko konservatif adalah seseorang yang memiliki sifat defensive dalam melakukan investasi. Pemilihan instrument investasinya adalah instrument investasi yang 100% aman seperti deposito. Namun investor seperti ini memiliki risiko tidak tercapaikan tujuan keuangan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

  1. Investor Moderat

Profile risiko investor yang bersifat moderat adalah seseorang yang masih mau menerima masukan dan belajar lebih lanjut tentang investasi. Memiliki pengetahuan yang cukup. serta masih mau mencari tahu tentang instrument investasi apa yang cocok untuknya. Tipe seperti ini akan menempatkan investasinya ke dalam bentuk investasi yang defensing < 60% dan agresig < 40%. Biasanya jenis instrument yang dimilikinya adalah antara logam mulia, ori, sukuk, obligasi, reksadana, dan mulai memikirkan untuk berinvestasi di property.

  1. Agresif

Profile risiko investor yang bersifat agresif adalah seseorang yang suka berinvestasi dengan risiko tinggi, dan memiliki keinginan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam jangka waktu yang sesingkatnya. Sehingga instrument investasi yang dipilih juga memiliki sifat < 30% defensive dan < 70% agresif, dan biasanya sudah berinvestasi di saham, forex, dan investasi lain yang memiliki risiko tinggi. Biasanya investor kategori inilah yang sering terjerumus ke dalam investasi bodong, karena mudah terimingi hasil imbal balik yang tinggi. Sementara intrumen investasi yang perlu diketahui adalah logam mulia, property, obligasi, sukuk dan surat utang negara, reksadana dan saham.

Tabungan dan deposito, bukan termasuk ke dalam instrument investasi, karena tabungan dan deposito tidak bisa mengejar inflasi dan uang kita bisa tergerus oleh pajak, biaya administrasi dan inflasi, sehingga kita tidak mampu untuk membeli barang yang sama dengan harga yang sama saat ini, dibandingkan dengan tahun mendatang.

Satu hal yang tidak kalah penting adalah konsultasi kepada perencana keuangan, agar Anda tidak merasa sendiri dalam menjalankan investasi, dan bisa terhindar juga dari salah investasi. Dengan keberadaan perencanaan keuangan, ibarat kapal, kita bisa memiliki kemudi atas tujuan keuangan yang kita miliki, agar dapat sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan lebih cepat.

Live a Beautiful Life!

Yuk, liat keseruan kami

IMG_8799

IMG_8817

IMG_8846

IMG_8822

IMG_8824

IMG_8856

 

 

 

Published by pritaghozie

Co-founder & CEO ZAP Finance | Financial Planner & Educator | Book Author | Mother & wife.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: