Gila Belanja atau Cerdas Belanja?

Beberapa waktu lalu, HBO memutar kembali film Confession of a Shopaholic? Film ini bercerita tentang Rebecca Bloomwood, seorang jurnalis di New York, yang tergila-gila belanja dan punya hutang kartu kredit hingga USD 12,000! Walau punya tagihan begitu gede, ia terus berbelanja sembari menghindari kejaran debt collector kartu kredit dengan alasan-alasan  konyol.

Saya masih ingat kejadian di awal masa kehamilan anak pertama saat saya membeli sebuah tas mahal yang harganya hampir sama dengan harga motor baru!!!!…… dengan cara mencicil *tersenyum lebar. Dorongan untuk membeli hampir tidak dapat dikendalikan, persis seperti ngidam rujak. Nyatanya, perasaan ketar-ketir setiap mau membayar utang melebihi rasa senang memiliki tas tersebut. This is not right!

Berbelanja merupakan naluri alamiah setiap manusia, terutama kaum wanita termasuk saya. Meski begitu, kita mesti tahu perbedaan antara shopaholic dengan belanja pintar (smart shopper).

Seorang shopaholic adalah seseorang yang telah kehilangan kendali dalam hidupnya. Umumnya seorang shopaholic berteman akrab  dengan kartu kredit atau cicilan kredit untuk mendukung hobinya itu. Sedangkan smart shopper masih mampu berpikir rasional sebelum memutuskan berbelanja.

Bijak berkartu kredit

Kemudahan berbelanja yang ditawarkan kartu kredit memang menjadi magnet bagi hampir setiap orang. Kita dapat membeli barang saat dana belum cukup. Kita tak perlu repot membawa uang tunai, plus dapat mencicil pembayaran. Kartu kredit juga dapat menjadi simbol status sosial seseorang, di samping menjadi sarana mengonsolidasi tagihan rutin sekaligus sebagai kartu diskon.

Namun, bila tidak digunakan dengan bijaksana, kartu kredit bisa jadi sumber masalah keuangan. Saya sendiri pernah mengalami kenaikan pengeluaran lifestyle. Selama 6 bulan berturut-turut, pengeluaran saya meningkat 10-15%!

Untungnya, saya selalu bayar lunas tagihan saat jatuh tempo. Namun bagaimana kalau ternyata saya harus mencicil karena penghasilan tak cukup untuk bayar tagihan? Berapa bunga yang harus saya bayarkan?

Saat menghentikan belanja dengan kartu kredit, pengeluaran saya kembali turun. Akhirnya, saya memutuskan hanya menggunakan kartu kredit untuk mengonsolidasi tagihan dan memanfaatkan diskon. Saya juga selalu  memastikan bahwa setiap menggesek kartu, saya harus punya uang untuk membayar lunas tagihan saat jatuh tempo.

Sebelum Anda berbelanja dengan kartu kredit, coba lontarkan pertanyaan berikut ini kepada diri sendiri: apakah saya memang membutuhkan barang itu? Bisakah saya membayar tunai? Apakah saya mampu membayar belanjaan saya?

Kita sering yakin penghasilan setiap bulan cukup untuk membayar utang. Padahal, akibatnya tidak ada penghasilan sisa untuk menabung dan berinvestasi. Beberapa tanda berikut bisa menjadi peringatan bahwa kita terlalu banyak berutang.
1.    Kamu tidak punya tabungan.
2.    Kamu hanya bisa membayar tagihan minimum per bulan.
3.    Selalu menggunakan kartu kredit sampai batas pagu kredit.
4.    Tak tahu jumlah utang yang harus dibayar.
5.    Membayar utang dari saldo tabungan atau simpanan lain.
6.    Menarik dana tunai dengan kartu kredit untuk membayar utang KPR atau Kredit Pemilikan Mobil (KPM).
7.    Sibuk meminjam uang tanpa bunga kepada saudara atau teman untuk membayar utang yang lain.
8.    Mulai berbohong kepada pasangan tentang berapa jumlah utang yang dimiliki saat ini.

Bila Kamu terlanjur menjadi seperti Rebecca, beberapa cara berikut dapat membantu untuk melunasi tagihan.

  1. Periksa saldo tabungan. Bila dana cukup, gunakan saldo untuk membayar lunas utang. Percuma memperoleh bunga tabungan maksimal 10% per tahun bila Anda harus membayar bunga utang sampai 40% per tahun.
  2. Hentikan pemakaian kartu kredit sampai tagihan yang ada lunas. Kalau bisa, pindahkan saldo tagihan ke kartu kredit baru yang menawarkan transfer balance dengan bunga lebih rendah.
  3. Kurangi pengeluaran untuk lifestyle. Paket berlangganan merupakan salah satu area yang dapat memperkecil pengeluaran arus kas. Jadwal jalan-jalan akhir pekan bersama keluarga dapat dibuat menjadi dua mingguan. Tunda dulu keinginan membeli TV plasma, gadget terbaru, atau berlibur ke luar negeri.
  4. Jual barang pribadi hasil utangan dengan kartu kredit. Situs lelang seperti ebay.com atau misalnya memanfaatkan situs e-commerce seperti bukalapak.com dan lainnya dapat membantu Anda menjual barang itu. Anda juga dapat menjual simpanan barang pribadi yang sudah lama tidak dipakai. Jangan salah, nilai puluhan ribu rupiah dari hasil penjualan dapat cukup bernilai bila jumlah barang banyak.

Terakhir, jangan ragu berkonsultasi dengan perencana keuangan ZAP Finance bila kamu sudah kehabisan ide untuk mencari cara melunasi utang kartu kredit. Live a Beautiful Life!

Published by pritaghozie

Co-founder & CEO ZAP Finance | Financial Planner & Educator | Book Author | Mother & wife.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: