Kenapa sih perempuan susah menabung?
Meski sudah tahu pentingnya kita berinvestasi, and setiap awal tahun punya financial resolution tahun ini harus mulai menata keuangan….teteup aja kalo akhir bulan saldo tabungan udah kayak martabak tipis kering ☺
Sejak punya penghasilan sendiri, saya sudah doyan banget belanja. Saya punya kegilaan sendiri sama tas2 yg chic, apalagi dari brand favorit! Jujur aja, kalo ga dibantu dengan financial planning, mungkin saja cerita saldo tabungan saya sudah berbeda *yeaah, I’m a financial planner*….
Dalam menjawab persoalan perempuan dan keuangan, saya sering mengkaitkan dengan perilaku dan perlakuan orang tua kepada si anak perempuan di masa kecil. Dimulai dari lingkup didalam rumah tangga. Coba saja, orang tua mana yang tega tidak memberi uang untuk jajan, belanja, dan lainnya untuk si anak perempuan. Kalau anak lelaki bisa dibiarkan mencari penghasilan sendiri selepas kuliah, anak perempuan umumnya masih disokong orang tua. Bagaimana mau mandiri, bahkan hingga telah menikah pun orang tua yang berkecukupan masih saja memberi bantuan kepada anak perempuannya.
Pelajaran apa tentang uang yang selalu didapat anak perempuan dari orang tua? Membelanjakan uang! Ibu sering mengajak anak perempuan berbelanja ke pasar, ikut arisan, dan lainnya. Di mata seorang anak, uang itu sepertinya mudah didapat dan perempuan cuma tahu cara menghabiskannya. Lalu, dalam budaya ketimuran, perempuan juga sepertinya disiapkan untuk sekolah, mendapat nilai bagus, namun setelah lulus tidak dianjurkan untuk berkarya guna memperoleh penghasilan……di sekolah pun, kita diajarkan tata buku untuk perusahaan, bukan untuk keuangan pribadi.
Sehingga, wajar saja apabila di masa dewasanya, perempuan memiliki keahlian yang lebih terbatas dalam hal memikirkan urusan masa depan, menyisihkan penghasilan, apalagi berinvestasi. Untuk anak bisa berjalan dan berlari saja, prosesnya dimulai dari sejak bayi. Bersiap dengan posisi tengkurap, merangkak, belajar berdiri, hingga akhirnya bisa berjalan. Sama halnya dengan kepandaian mengelola uang. Tidak bisa diperoleh dengan instan, melainkan melalui proses pembelajaran sejak dini.
Lalu, apa artinya sudah terlambat bagi kebanyakan perempuan yang sudah lewat usia 20an? Tentu saja tidak! Saya punya beberapa tips yang mungkin bisa dicoba supaya Perempuan Jago Menabung. Ini dia….
1. Harus punya anggaran dan rencana pengeluaran (Spending Plan)
Rajin mengevaluasi pengeluaran bulan lalu. Kemudian, berdasarkan itu, buatlah anggaran pengeluaran rumah tangga berikutnya. Jika hanya dititipkan uang oleh suami untuk bayar-bayar tagihan, jangan mau! Katakan dengan baik, berilah saya sedikit keleluasaan untuk ikut menentukan pilihan menabung dan berinvestasi. Jika belum percaya sepenuhnya, mintalah paling tidak 10% dari gajinya untuk Anda kelola. Nah, tugas Anda adalah mengemban kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya.
2. Bagi rekening jadi tiga
Setiap orang wajib punya 3 rekening untuk Living (hidup sehari-hari), Playing (shopping suka-suka), dan Saving (nah ini yang tidak boleh dikutak-katik sampai saldo tujuan finansial tercapai).
3. Buat menabung otomatis
Setiap terima gaji, buatlah instruksi debit otomatis yang akan memindahkan setidaknya 10% ke sebuah produk investasi. Karena ini otomatis, kemungkinan besar kita tidak bisa tuh mensabotase dananya buat belanja yg ndak penting 😜
Tipsnya tidak perlu banyak-banyak. Coba deh jalanin dulu 3 langkah diatas. Kalau mau sambil diskusi dengan financial planner juga lebih baik lho! Klinik keuangan di ZAP Finance bisa bantu kita. Yuk, buat janji temu dengan mereka sekarang juga 🙂
Semoga bisa bermanfaat ya….
Live a beautiful life